Memilih Metode Kontrasepsi

>> Friday, November 21, 2008

Jika Anda -para ibu- baru melahirkan dan ditanya kapan akan memberi adik untuk sang bayi, mungkin jawaban Anda -saya- tidak terlintas dalam pikiran Anda untuk sesegera memberi adik untuk si bayi. Padahal wanita dapat kembali subur setelah 2-3 minggu setelah melahirkan. Sebenarnya kalau bagi saya sendiri memberi jarak kelahiran ketika memiliki anak agar lebih fokus dalam memberi perhatian pada setiap anak. Walaupun belum tentu jarak kelahiran panjang lebih baik dalam memberi perhatian kepada anak, begitu juga sebaliknya.

Merencanakan keluarga menggunakan alat kontrasepsi mungkin menjadi alternatif dalam pengaturan jarak kehamilan. Sempat ada keraguan juga dalam memilih alat kontrasepsi. Apalagi pernah mendengar kontroversi mengenai hukum penggunaan alat KB bagi kalangan muslim. Akhirnya, beberapa waktu yang lalu browsing mengenai hukum keluarga berencana (KB) dari beberapa artikel.

Dari beberapa artikel itu dijelaskan jika KB dimaksudkan sebagai cara untuk pengaturan kelahiran, yang dijalankan oleh individu untuk mencegah kelahiran -bukan dijalankan karena program mengurangi jumlah populasi penduduk- dengan berbagai cara dan sarana, hukumnya mubah. Kebolehan pengaturan kelahiran juga terbatas pada pencegahan kehamilan yang temporal (sementara). Adapun pencegahan kehamilan yang permanen (sterilisasi), seperti vasektomi dan tubektomi, hukumnya haram.

Jadi penggunaan alat kontrasepsi dibolehkan selama niat kita sebagai ikhtiar untuk dapat mendidik anak dengan lebih baik atau karena kita takut lahir anak yang cacat bila usia kita sudah di atas 35 tahun.

Pengaturan kelahiran menggunakan alat KB merupakan metode yang dapat dipilih selama tidak mengganggu kesuburan atau kesehatan, sehingga diharapkan dapat diatur -tentunya dalam batas kemampuan manusia- kapan saat yang baik untuk hamil. Tentunya tak ada metode kontrasepsi yang benar-benar bebas masalah -tetap hamil meskipun sudah menggunakan alat KB. Umumnya banyak pasangan suami istri memilih metode yang terbaik bagi mereka, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan. Berikut ini metode kontrasepsi yang bisa Anda pilih.

Metode Barrier
Metode ini meliputi segala usaha menahan sperma agar tidak masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur. Metode ini memberikan pilihan kepada wanita yang tidak ingin menggunakan metode hormon. Metode barrier yang digunakan pihak istri dan dipasang di luar leher rahim meliputi diafragma, topi leher rahim, busa KB. Sedangkan yang digunakan oleh pihak suami yaitu kondom. Agar bisa diandalkan, semua alat kontrasepsi tersebut kecuali busa dan kondom memerlukan krim atau busa pemati sperma.

Kondom
Cara kerja: Kondom menciptakan pembatas fisik antara istri dan sperma suami.
Pengguna metode ini: Cocok bagi semua wanita, digunakan pihak suami.
Pengawasan medis: Tidak ada, dapat dibeli bebas.
Keunggulan: Tidak menggunakan hormon, tidak perlu ke dokter, tidak repot, aman bagi ibu menyusui, terlindungnya leher rahim jika terdapat infeksi.
Kekurangan: Kehilangan spontanitas, ada sebagian wanita yang alergi terhadap karet sehingga perlu memilih merek yang tepat.
Subur kembali: Saat itu juga.

Diafragma
Cara kerja: Diafragma dimasukkan persis menutup mulut rahim sehingga mencegah sperma masuk ke dalam uterus. Anda harus menggunakan krim anti jamur atau jeli setiap kali berhubungan dan harus dilepas paling lama enam jam setelah berhubungan.
Pengguna metode ini: Cocok bagi semua wanita .
Pengawasan medis: Harus dipasang oleh tenaga medis yang terlatih yang mengajarkan cara memakainya bersama pemati sperma.
Keunggulan: Bebas hormon.
Kekurangan: Menggunakan diafragma merepotkan, perlu perawatan tinggi, harus rutin periksa ke dokter, bagi wanita yang sensitif bahan spermasida (krim anti jamur) dapat mengiritasi.
Subur kembali: Saat itu juga.

Metode Hormonal
Metode kontrasepsi yang menghambat hormon kunci penyebab terjadinya pembuahan. Metode ini meniru dan mengganggu siklus hormonal wanita sehingga tidak terjadi kesuburan. Pilihannya beragam mulai dari pil, implan (susuk), suntik hingga koyo.

Pil Kombinasi
Cara kerja: Pil ini mengandung estrogen dan progestin yang mencegah pelepasan sel telur (ovulasi) dan menebalkan lendir pada mulut rahim sehingga sperma tidak bisa mencapai rahim. Dari berbagai jenis pil ini ada yang harus Anda konsumsi selama 21 hari dan akan mengalami menstruasi pada minggu berikutnya. Ada juga jenis pil yang harus dikonsumsi selama 24 hari, sehingga siklus menstruasi Anda menjadi lebih pendek.
Pengguna metode ini: Wanita muda yang biasa mengalami nyeri haid.
Pengawasan medis: Pil ini hanya bisa didapat melalui dokter atau klinik KB dan perlu pemeriksaan rutin -biasanya setiap 6 bulan.
Keunggulan: Beberapa merek konon dapat mengurangi gejala PMS seperti menyingkirkan kram, mengurangi jerawat, mengurangi depresi PMS bulanan. Pil kombinasi juga dapat mengurangi risiko kanker rahim, endometriosis, dan kanker kolon.
Kekurangan: Harus selalu ingat untuk mengonsumsinya setiap hari pada waktu yang sama. Beberapa pil dapat menimbulkan jerawat, sebah, perasaan murung sehingga dokter Anda perlu menguji coba berbagai pil yang cocok bagi tubuh Anda. Efek samping penggunaan pil ini adalah sakit kepala, tekanan darah meningkat, hilangnya hasrat seks, depresi dan sedikit penambahan berat badan. Penggunaan yang berkepanjangan dapat menimbulkan risiko penggumpalan darah, penyumbatan saluran darah. Risiko penyumbatan darah bisa terjadi untuk wanita yang memiliki faktor pencetus seperti merokok, riwayat keluarga atau migren. Beberapa merek pil KB bahakan tidak boleh digunakan oleh wanita yang pernah menderita penyakit ginjal, hati atau penyakit yang berhubungan dengan hormon adrenalin.
Subur kembali:1-2 bulan setelah menghentikan pemakaian pil.

Extended Pil
Cara kerja: Ada jenis pil yang dikonsumsi selama tiga bulan terus menerus, sehingga Anda hanya akan mengalami siklus menstruasi empat kali dalam setahun. Ada juga jenis pil terbaru yang dikonsumsi setiap hari tanpa jeda yang membuat Anda tidak mengalami menstruasi.
Pengguna metode ini: Wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyumbatan darah, migren.
Pengawasan medis: Pil ini hanya bisa didapat melalui dokter atau klinik KB
Keunggulan: Mengurangi kram atau pendarahan luar biasa yang dialami wanita dengan gejala menstruasi akut.
Kekurangan: Banyak wanita yang mengeluhkan mengalami menstruasi pada bulan-bulan pertama, tetapi pada akhirnya tidak sama sekali. Pil ini berisiko kesehatan yang sama dengan pil kombinasi, yaitu penyumbatan darah.
Subur kembali: 2-3 bulan setelah menghentikan pemakaian pil.

Pil Mini
Cara kerja:Pil ini hanya mengandung hormon progestin. Hormon ini akan mencegah sel telur melekat ke dinding rahim, menimbulkan lendir kental di mulut leher rahim, sehingga menahan masuknya sperma. Pil ini dikonsumsi selama 28 hari, jadi Anda akan tetap mendapatkan perubahan hormonal seperi biasa.
Pengguna metode ini: Ibu menyusui, wanita yang biasa hidup teratur karena pil ini dikonsumsi setiap hari pada waktu yang sama.
Pengawasan medis: Pil ini hanya bisa didapat melalui dokter atau klinik KB dan perlu pemeriksaan rutin.
Keunggulan: Pil ini pilihan bagi ibu yang menyusui karena tidak menghambat produksi ASI. Risiko bagi tubuh lebih sedikit dibandingkan pil kombinasi.
Kekurangan: Haid menjadi tidak teratur dan mungkin timbul pendarahan kecil di antara dua masa haid. Pil ini harus dikonsumsi pada waktu yang sama setiap hari setidaknya berselang 2-3 jam dibanding hari sebelumnya.
Subur kembali: 1-2 bulan setelah menghentikan pemakaian pil.

Koyo atau Patch (Ortho Evra)
Cara kerja: Koyo ditempelkan pada lengan atas bagian belakang, perut bagian bawah atau bokong. Pemakaian koyo satu kali dalam seminggu selama tiga minggu. Pada minggu ke-4 koyo tidak perlu digunakan sehingga Anda mendapat menstruasi. Koyo ini akan melepaskan estrogen dan progestin ke dalam saluran darah Anda.
Pengguna metode ini: Semua wanita yang tidak ingin menggunakan kontrasepsi oral.
Pengawasan medis: Pemeriksaan bila terjadi iritasi
Keunggulan: Hanya perlu menempel seminggu sekali sehingga Anda tidak perlu memikirkan jadwalnya.
Kekurangan: Bagi beberapa wanita koyo dapat mengiritasi pada kulit. Risiko penyumbatan darah lebih tinggi dibandingkan pil KB. Pada penelitian wanita dengan berat 90 kg atau lebih dapat meningkatkan kehamilan tidak terencana.
Subur kembali: 1-2 bulan setelah melepaskan koyo.

Suntik atau Injeksi (Depo-Provera)
Cara kerja: Anda akan mendapat suntikan progestin setiap tiga bulan sekali.
Pengguna metode ini: Semua wanita, pilihan bagi wanita yang tidak ingin mengonsumsi pil karena harus teratur.
Pengawasan medis: Suntikan dapat dilakukan oleh tenaga medis (dokter, bidan)
Keunggulan: Hanya perlu berurusan dengan metode KB ini empat kali dalam setahun.
Kekurangan: Dapat menyebabkan pendarahan hebat, penambahan bobot tubuh dan peningkatan risiko osteoporosis jika menggunakan lebih dari dua tahun.
Subur kembali: 9-12 bulan setelah suntikan terakhir.

Implan atau Susuk KB
Cara kerja: Jarum kecil sebesar korek api akan dimasukkan ke lapisan bawah kulit di tubuh lengan bagian atas. Jarum ini akan mengeluarkan hormon progestin selama tiga tahun.
Pengguna metode ini: Wanita yang tidak ingin direpotkan dengan mengonsumsi pil KB.
Pengawasan medis: Pemasangan dan pelepasan jarum dilakukan oleh dokter
Keunggulan: Pilihan tanapa banyak perawatan, bisa digunakan bagi ibu menyusui setelah bayi Anda berusia lebih dari 6 bulan.
Kekurangan: Dokter harus memasang dan melepaskan implan sehingga prosedur ini mungkin memiliki risiko komplikasi ringan dan juga bisa meninggalkan luka di kulit. Metode ini dapat membuat siklus menstruasi tidak teratur. Bagi wanita yang menngalami obesitas, mungkin harus mengganti implan setiap dua tahun sekali.
Subur kembali: 1-3 bulan setelah implan dicabut.

Cincin Vagina (Nuva Ring)
Cara kerja: Cincin yang dilapisi hormon ini dimasukkan ke dalam vagina satu kali dalam sebulan dan dibiarkan menempel selama tiga minggu. Cincin ini akan mengeluarkan hormon progestin dan estrogen dalam dosis kecil langsung ke dinding vagina. Pada minggu ke-4 cincin dilepaskan untuk mendapatkan menstruasi, kemudian dipasang cincin yang baru.
Pengguna metode ini: Semua wanita
Pengawasan medis: Pemeriksaan rutin ke dokter atau bidan.
Keunggulan: Pemasangan cincin mudah. Bahkan ketika posisinya tidak tepat, tetap dapat bekerja efektif.
Kekurangan: Harganya dua kali lebih mahal diandingkan pil KB dan memiliki risiko yang sama dengan pil kombinasi yaitu terjadinya penyumbatan darah.
Subur kembali: 1-2 bulan setelah melepaskan cincin.

Metode Alternatif
Metode alternatif merupakan metode yang bisa dipilih sebagai alternatif antara metode barrier dan metode hormon. Jenis metode ini diantaranya yaitu metode pencabutan dan metode alami.

Metode Pencabutan yaitu pihak suami menghentikan penetrasi sebelum ejakulasi sehingga spermanya tidak masuk ke dalam alat reproduksi sang istri. Metode ini bisa gagal total bila ada setetes kecil sperma masuk ke dalam alat reproduksi dan sukses menemui sel telur.
Metode Alami yaitu dengan melakukan perhitungan kalender untuk menghindari hubungan seks pada masa-masa subur sang istri. Sama halnya dengan metode pencabutan, metode alami berisiko gagal karena siklus kesuburan seringkali berfluktuasi.

Selain itu ada juga metode Spiral yang menggunakan IUD bentuk T yang dapat mengeluarkan hormon atau dilapisi tembaga, tetapi metode ini juga masih kontroversi. Untuk mengetahui penjelasannya dapat dibaca di sini.

Jadi, alasan merencanakan keluarga hendaknya didasari pada niat yang baik yaitu menjadikan generasi yang lebih berkualitas karena kontak pendidikan ibu dan anak yang lebih lama. Menggunakan kontrasepsi merupakan ikhtiar untuk dapat lebih mengatur dirinya sendiri, meskipun tetap terbatas karena hasil akhir di tangan Allah SWT.

Dari berbagai sumber

0 comments: